Monday, August 28, 2017

Kalau kepercayaan sudah hancur, apakah bisa pulih kembali?

Saya menyadari, kepercayaan orang terhadap saya sebagai person maupun sebagai wirausahawan sudah hancur lebur. Saya mencoba menggunakan medsos, malah senjata makan tuan. Banyak orang mulai nagih melalui medsos dan menghina. Tapi saya tidak putus asa terus ber medsos. Di tahuan 2013 saya mulai hancur secara keuangan, juga hancur secara kepercayaan orang. Baik mitra usaha, atau teman, Istilah Stephen R Covey, tabungan kepercayaan sudah habis..



Dalam tradisi orang bangkrut, biasanya hijrah cari suasana baru, peluang baru dan tempat baru. Umumnya bisa move on kembali dan bisa meraih sukses kembali. Tapi tidak semua orang hijrah itu sukses. Banyak malah pulang hanya nyawa, artinya  belum sukses tapi di rantau menderita sakit parah dan setelah meninggal pulang kampung. Di kubur di kampung halaman dimana si fulan dilahirkan.

Saya yang sudah tidak punya apa-apa lagi istilahnya. Saya mencoba pergi ke Jakarta yakni tinggal di rumah seotang sahabat di Ciputat. Karena tidak mendapatkan peluang, akhirnya pulang ke Tegal lagi. Sementara di Tegal bank tabungan kepercayaan bisnis sudah habis. Di Tegal ini boleh dikatakan tidak ada waktu untuk berfikir. Tidak hanya itu tidak bisa juga pergi-pergi karena faktor kendaraan yang sudah tidak punya.

MULAI PERCAYA DIRI

Baru kemudian diajak Yudy untuk jadi agen asuransi. Kebetulan dia adalah teman pada saat kursus bareng di Entrepreneur University (EU) angkatan pertama di Tegal. Yudi ini selain usaha apotik dan banyak lagi usahanya, dia juga sebagai agen asuransi tertentu. Setelah saya resmi jadi agen, saya diberi beberapa buku tentang asuransi, tentu saya baca semua. Termasuk juga di wajibkan mengikuti training yang diadakan kantor di Tegal. Saya sebagai orang yang lagi bingung mau apa? diajak oleh dunia asuransi yang menantang, saya sangat senang.

Ternyata di kantor asuransi  Tegal, banyak sudah yang pernah lihat saya sebagai orang properti. Tentu ini menambah sedikit kepercayaan tumbuh. Masalahnya saya lagi tidak punya kendaraan apapun untuk prospek, maka Yudy tiap hari Senin terjun langsung dengan saya ke prospek, naik mobilnya. Dan tentu setelah perjalanan Yudy memberi tinggalan sekedar untuk makan dua hari. Kadang saya malu juga, tapi bagaimana lagi, wong keadaanku demikian parah.

Lama tidak pakai sepatu, dengan saya masuk asuransi, mewajibkan saya tiap prospek mengenakan sepatu yang terbagus yang saya punya. Padahal kalau pun ada sepatu, sepatu yang sudah berusia 5 tahun yang lalu.

Saya lihat yang sudah pada tingkatan Leader, kalau laki-laki banyak yang pakai dasi. Wah indah banget. Waktu itu saya dalam hati menyatakan  saya harus sukses. Ternyata itu bisa diucapkan pada tiap trainingk tapi bawah sadar saya menolaknya dengan jelas. Inilah siksa batin yang cukup lama. Baik diucapkan dengan pelan atau diucapkan , "Saya harus sukses!" Tapi hati kecil yang paling dalam mengatakan "tidak mungkin."

Dari asuransi saya mendapat kepercayaan diri bertumbuh. Kemana-mana sering pakai sepatu. Dan pakaian yang saya pakai juga harus yang terbaik yang saya miliki, itulah ajaran asuransi. Apalagi temanku semakin banyak. Tapi temanku semakin banyak itu teman agen asuransi, bukan prospek. Bahkan sebaliknya, teman-teman lama dan teman dekatkku justru mulai menjaga jarak, supaya saya tidak menemui mereka. Disini saya sering tersinggung juga.

Ada pengalaman yang aku tersinggung. Saya telpon seorang teman, dia dulu guru les anak-anakku, dan menurut ukuran orang Tegal yang secara keuangan lumayan lah., Dia menerima telpon saya, tapi jawabnya sangar: "Pak Jenal boleh ke rumah, tapi jangan menawarkan asuransi ya?" Ya saya jawab ya, meskipun akhirnya saya tidak bisa menemui dia , karena dia menghindar terus.

Setelah saya tanyakan hal ini kepada senior, bahwa hal ini sudah sering dialami setiap agen asuransi. Jadi bukan hal baru. Bahkan banyak yang lebih tragis lagi, setelah tahu dia agen asuransi, langsung pintu rumah ditutup, tanpa komentar. Kenapa mereka bisa bertahan dan sukses? Karena ada dorongan yang kuat pada mereka, bahwa ini adalah perjuangan kehiduapan. Memberi pengertian tentang asuransi itu harus dan masyarakat harus tahu, bahwa mereka butuh. Hanya mereka sudah anti pati terlebih dahulu. Nah setiap mereka closing, bahagia sekali. Bukan hanya mereka berhasil menyentuh mereka bisa menerima asuransi sebagai kebutuhan, tapi dibelakangnya ada uang yang cukup besar.

Dan anak-anak muda yang sukses di asuransi bisa mempunyai pendapatan sebulan ratusan juta, bahkan milyaran rupiah. Dan kantor keagenan juga canggih dalam memberikan training, seminggu tiga kali. Dan training itu tentang motivasi, yakni menghadirkan orang-orang yang sudah sukses di dunia asuransi, kadang juga menghadirkan jaringan agen yang dari luar kota. Dan ada tentang ketrampilan dan adab berbicara dan perpakaian.

Saat itulah saya membayangkan bagaimana orang - orang sukses di asuransi bisa melewati ini? Saya kok tersinggung ya. Kemudian saya membayangkan enjoinya bisnis properti, semua yang kita temui sangat bersedia, meski hanya tanya-tanya tentang properti. Jauh berbeda dengan agen asransi. Tapi saya mulai menikmati pekerjaan ini. Pada saat yang sama terjadi gelombang kejenuhan agen yang terlalu banyak di kota Tegal yang kecil ini. Saya memperkirakan jumlah agen asuransi dari perusahaan kami hampir seribu.

Sehingga setiap kali kami prospek, biasanya saya dan leader, mereka sudah ikut asuransi dari perusahaan yang sama. Sehingga banyak yang kreatif malah keluar kota yang disana tidak ada kantor keagenan, sehingga pasar masih terbuka. Selain itu juga beberapa perusahaan pesaing memperharui managemen, dan lebih menarik baik secara program juga lebih menguntungkan.

Disini saya mulai kurang gairah. Karena sudah seringnya ditolak baik karena alasan sudah ikut, atau pernah ikut tapi berhenti karena soal keuangan. Atau alasan masalah agama. Yang terakhirn ini saya sering diserang, terutama ada kelompok yang menyebarkan bisnis menolak riba. Oleh ustad-ustad mereka diajarkan bahwa perusahaan asuransi tetap seperti perbankan, digolongkan riba. Menghadapi kelompok ini sangat susah. Sebetulanya tidak begitu berpengaruh sih, karena kaum ini kebanyakan trauma bangkrut karena utang bank. Dan kondisi ekonomi mereka masih "perjuangan."

Tapi oleh kelompok optimisme pemain bisnis itu, jangan menyerah, pasti ada yang mau join asuransi. Itulah menariknya bisnis asuransi. Dan setelah saya memperoleh kepercayaan diri kembali, saya terus terjun bisnis agen properti dan juga agen asuransi. Karena setelah banyaka orang-orang mampu tiba-tiba serangan jantung, karena tekanan hidup yang tinggi atau gaya hidup yang kurang sehat.

Saya mulai tambah yakin bahwa asuransi sangat dibutuhkan oleh rakyat. Baik rakyat yang berpendapatan kecil, maupun yang menengah dan besar. Saya mulai yakin bisnis ini masih banyak peluang, meski tangtangannya sangat banyak dan ini menarik. Saya mulai update kembali keagenan saya yang sudah habis dan tetap sebagai agen properti. Keduanya makin saya cintai.

Ternyata kepercayaan itu bisa tumbuh kembali dengan bergaul dengan orang-orang yang positif dalam berfikir.  Kata ustad Thamrin, sabar itu, tidak hanya tabah dalam menghadapi ujian, juga melakukan hal yang positif di dalam kehiduapn sehari-hari.




No comments:

Post a Comment

PERLUKAH KITA BERMEDSOS KETIKA KITA SEDANG MENGALAMI BANGKRUT DAN DIVONIS PENYAKIT KRITIS.

PERLUKAH ORANG YANG SEDANG BANGKRUT DAN DIVONIS SAKIT KRITIS, BERMEDSOS RIA? Memang tergantung pilihan. Ada orang yang memilih menyendiri da...